Rumahku Istanaku
Hidup memang tidak luput dari tumpang
tindih jatuh dan bangkit, semua itu sudah di atur oleh sang maha kuasa kita
hanya sebagai makhluk beliau hanya bisa menjalankan dan memohon petunjuk dari
sang maha kuasa. Tidak ada satu orang pun yang bisa meramal dan menebak apa
yang akan terjadi padirinya dan juga pada diri orang lain, apa pun itu baik
kejadian baik dan kejadian yang buruk sekalipun yang akan menimpa kita dan
orang-orang di sekitar kita.
Tidak sedikit orang berkata bahwa
“rumahku adalah tempat terbaik bagi ku”. Baik itu tempat terbaik untuk
belajar,tidur,istirahat dan lain sebagai nya. Akan tetapi tidak jarang juga
orang mengatakan bahwa “tempat paling membosankan adalah rumah ku”. Dari kedua
pendapat yang di atas Kita tidak bisa memutuskan yang mana yang benar dan juga
yang mana yang salah, kita membutuhkan perdebatan yang panjang untuk memutuskan
yang mana yang benar dan juga yang mana yang salah, karena semua keputusan itu
kembali lagi ke orang yang menjalankan, senag atau bosankah kita di rumah itu kembali
lagi ke diri kita sendiri yang menjalankanya.
Dari kedua golongan pendapat di atas
saya sampai dengan sekarang masih bingung apakah saya masuk ke golongan orang
yang betah dan senag di rumah, apakah golongan orang yang tidak betah dan tidak
nyaman di rumah, kebingungan ini timbul karena akibat sering nya saya
berpindah-pindah tempat tinggal layak nya sebagai manusia purba di jaman modern.
Dari saya masih berusia 8 tahun saya
sudah selayak nya pria dewasa yang merantau ke daerah lain yang jauh dari tempat
tinggal saya, hanya karena alasan untuk merubah nasib keluarga saya yang pada
saat itu belum beruntung, saya merantau bukan karena niat untuk bekerja akan
tetapi dengan niat dan tekat untu belajar supaya kelak dengan ilmu yang telah
saya dapat saya bisa mengubah nasib keluarga saya yang lebih baik, baik itu
dari aspek ekonomi,social dan lain sebagainya.
Tempat pertama yang saya tuju untuk
merantau pada waktu itu adalah kabupaten Aceh Besar di desa lamreung lebih
tepat nya adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) SoS Children’s
Village Banda Aceh. Jadi pada waktu itu saya yang masih berusia anak di
titipkan oleh orang tua saya di sebuh LKSA Sos. Nah sampai dengan sekarang saya
masih berstatus sebagai anak didik di sos akan tetapi hanya tempat tinggal saya
yang sering berubah-ubah di karenakan dengan penyesuian umur dan juga status
gender saya.
Selama empat tahun saya tinggal di
Village Sos Banda Aceh, ada begitu banyak cerita yang saya dapatkan selama
tingal disana baik itu cerita yang menyenagkan ataupun cerita yang tidak begitu
menyenagkan, akan tetapi selama saya tingal disana pada inti nya saya sangat
senang di karenakan saya bisa merasakan begitu banyak keluarga dan juga banyak
kasih sayang yang saya rasakan dari ibu-ibu,bapak-bapak dan juga dari para
karyawan yang ada di Village SOS pada waktu itu.
Nah pada umur saya yang menjelang 16
tahun saya di pindahkan oleh pihak Sos ke suatu tempat yang sebelumnya tidak pernah
saya bayangkan sama sekali, berlokasi tidak jauh dari kota banda aceh di jln.
Paya umet no3 desa blang cut kec.leung bata. Yang dimana itu adalah khusus
asrama putra dari SOS, semua anak laki-laki sos yang berumur di atas 16 tahun
semuanya akan di pindahkan ke asrama tersebut.
Sekitar 5 tahun lama nya saya tingal
di asrama putra sos, di sana kami memang benar-benar di ajarkan bagaimna cara
untuk bisa mandiri, Mulai dari mengerjakan hal-hal yang sederhana contoh nya
seperti memasak dan hal-hal lain itu serba kami lakukan sendiri. Masa SMA saya
habiskan tinggal di Asrama ada banyak sekali hal-hal yang baru saya dapatkan
ketika tingal disana, bahkan proses pendewasaan pada ribadi saya juga sudah
bermulai dari sana.
Dan kini setelah sekian lama saya
mengikuti masa proses baik itu proses mandiri,pendewasaan pada diri dan lain
sebagainya, dan sekarang adalah waktu nya saya mempraktekan nya.
Tingal di Kos hanya berempat dengan
teman yang lain, jauh dari segala hal melainkan kampus tempat menuntut ilmu,
saya juga meningalkan hal-hal biasanya setiap hari saya lakukan, ada banyak
kerinduan yang ada pada diri saya setelah saya meningeal kan semua nya di
asrama.
Kini saya sedang menhadapi masa-masa
ya dimna kebanyakan orang bilang “masa perjuangan sesunguhnya” saya sekarang
tingal di kos di Darussalam, hal-hal yang baru lagi mulai saya dapatkan setelah
lima tahun lebih saya menjalankan hal-hal yang biasa.
Dan bagai mana pun saya harus tetap
nyaman tingal di sini, karena di sini saya akan mengukir cerita yang
baru,pengalaman yang baru, semua hal-hal yang baru akan saya dapatkan di kos
ini.
Jadi intinya adalah dimana pun kita
tinggal cobalah untuk menerima keadaan karena segala cerita yang sedang di jalankan itu
semua sudah bermula mulai sejak lama.
TOP lah emng
ReplyDelete