PENGALAMAN TERINDAH

Hapus Duka Menjadi Asa Di Pidie Jaya - Aceh

Seakan membuka duka 12 tahun lalu, masyarakat Aceh kembali tersentak saat gempa berkekuatan 6,5 skala richter yang memporak-porandakan bangunan rumah, sekolah, rumah sakit, hingga gedung-gedung perkantoran pada 7 Desember lalu. Mengutip data dari BNPB pada hari kedua bencana, terdapat 101 orang meninggal, lebih dari 900 orang mengalami luka-luka, dan 22 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Ratusan anak pun kehilangan orang tua, rumah, sekolah, hingga tempat mereka bermain. Kondisi trauma terlihat di wajah anak-anak yang tak lagi berani berada di dalam bangunan rumah. Gempa yang masih terus mengguncang hingga hari kelima semakin menambah ketakutan. Tenda seadanya dengan alas terpal tipis menjadi alas mereka tidur selama beberapa hari. Aliran listrik yang padam semakin membuat suasana malam menjadi mencekam.SOS Children’s Villages Indonesia pada hari kedua bencana mengirimkan beberapa tim relawan di antaranya saya,untuk melakukan assessment kebutuhan bagi anak-anak korban bencana. Berkoordinasi dengan pihak terkait, posko bantuan bencana SOS Children’s Villages Indonesia didirikan di Balai Merdeka Desa Raya Tringgadeng – Pidie Jaya pada 8 Desember 2016.









Keberanggkatan saya ke pidie jaya pada waktu itu sebenarnya mendapat larangan keras dari orang tua saya sendiri dikarenakan masih sering terjadinya gempa susulan. beliau masih trauma dengan kehilangan kakak tertua saya, yang hilang pada tragedi tsunami Aceh 2004 lalu dan sampai dengan 12 tahun berlalu sampai dengan sekarang tampa ada kabar sama sekali bahkan kami sekeluarga belum mengetahui kakak saya itu masih hidup atau sudah mendahului (meninggal) kami.

Focus terhadap kebutuhan anak-anak kami relawan memberikan upaya trauma healing kepada ratusan anak yang ada di pegungsian. Pada hari kedua bencana dan hari pertama kami di sana banyak yang masih kurang dari makanan,minuman dan keperluan sehari-hari. Dapur umum yang juga belum ada makin menambah susahnya para pengungsi terutama anak-anak  mendapatkan asumsi makanan. Dan pada hari ketiga para relawan mulai bekerja dengan membuat dapur umum dan jadwal piket masak bagi pengungsi dan juga membersihkan perkarangan lokasi mengungsi yang akan di gunakan sebagai tempat nantinya anak-anak bermain dan belajar.

Sebelum kebutuhan kami para relawan di kirim ada banyak sekali hal-hal yang tadi nya tidak kami pikirkan sama sekali seperti contoh tenda untuk kami istirahat. awal kedatangan kami masyarakat yang ada di desa raya tidak menerima kedatangan kami, tapi lama- kelamaan kami terus meyakinkan mereka agar kami bisa di terima mereka dan kegiatan-kegiatan yang kami tawarkan kepada mereka itu akan bermanfaat kepada mereka terutama pada anak-anak mereka.
maka dari itu kami pada malam pertama terpaksa untuk menginap di mushola terdekat dengan kampung raya.

Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan selama saya mengabdikan diri di pidie jaya yaitu tempat tidur, Pada malam pertama di sana kami para relawan tidur di mushola desa raya dan pada malam itu terjadi gempa susulan sekitaran jam 03:00 pagi yang berkekuatan sekitar 5 Skala Richter (SR), saya sangat terkejut dan agak sedikit ketakutan bahkan ada perasaan trauma karena mushola yang tadinya tempat kami tidur sekarang menjadi miring posisi nya akibat gempa susulan, yang lucunya adalah kami datang dari banda aceh dengan tujuan untuk menghilang kan rasa trauma pada anak-anak korban gempa, dan malah kami ikutan trauma, Pada malam kedua kami terpaksa tidur di atas kuburan karena pada malam itu hujan turun walau tidak begitu deras akan tetapi genangan air  yang memaksakan kami untuk tidur dan membangun tenda di tempat tanah nya agak tinggi kami yang tidak tau banyak tentang di daerah pengungsian kamipun membangun tenda di atas tanahnya yang agak tinggi dan tanpa mengetahui bahwa itu adalah kuburan, saya tertidur sangat nyenyak pada malam itu tanpa ada gangguan apa pun baik itu gempa susulan dan gangguan lainnya dan malah saya sempat berpikir itu akan menjadi malam ter nyenyak saya tidur di pengungsian akan tetapi malah sebaliknya itu adalah malam paling horor selama hidup saya.
Walaupun demikian kami sebagai relawan harus tetap semangat dan ceria agar program-program yang telah kami rencanakan berjalan dengan baik dan benar.
Semua rasa takut,gelisah dan rasa lain yang mengganggu pikiran berubah menjadi rasa yang amat sangat bahagia karena melihat anak-anak atau adik-adik yang ada di pengungsian sangat begitu senang dengan kehadiran kami di sana mereka sangat giat mengikuti kegiatan-kegiatan yang kami buat selama di sana.
  
Hampir semua kegiatan yang kami buat di sana itu adalah kegiatan yang menghibur yang menggispirasi dan mendidik, jadwal kegiatan anak-anak itu kebanyakan pada pagi dan sore. Di pagi hari kami beserta dengan anak-anak senam pagi dan di lanjutkan makan pagi setelah makan mereka semua belajar sampai dengan jam 11:00
Dan pada sore hari mereka bermain baik itu ada yang main bulutangkis,sepak bola,main boneka dan lain-lain, di malam harinya mereka mengaji setelah magrib dan makan malam terus dilanjutkan dengan nonton bersama-sama.
 Selama sepuluh hari saya dan teman-teman relawan membuat kegiatan di sana, awal kebrangkatan saya mengira sepuluh hari itu akan menjadi waktu yang sangat lama akan tetapi setelah sepuluh hari saya di sana melakukan beragam kegiatan bersama adik-adik yang berada di sana dengan senyum,canda,tawa mereka yang membuat hati kami para relawan sangat bahagia. dan sepuluh hari itu menjadi waktu yang sangat-sangat singkat bagi saya ingin rasanya waktu itu di perpanjang masa kegiatan kami, tapi itu sangat lah tidak mungkin dikarenakan saya masih menduduki bangku kelas tiga SMA dan saya sudah harus pulang ke banda aceh untuk mengikuti ujian sekolah.      

            Bagi saya pengalam saya selama di sana adalah pengalaman yang sangat baik dan akan saya ingat selama hidup saya, saya sangat banyak mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi di sana (pidie jaya). Di umur saya yang masih 18 tahun pengalaman ini akan sangat membantu saya untuk menjadi pemuda yang membantu perubahan bagi negara dan orang lain. Dan saya berjanji akan terus melakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk kepentingan bersama.
Ini cerita singkatku untuk perubahan di indonesia yang keren.
#IniAksiku
#IndonesiaKeren2030
#WeForSDGs          
           

Comments